02 September 2008

James Buchanan (1857 - 1861)


James Buchanan (23 April 1791 – 1 Juni 1868) adalah Presiden Amerika Serikat (1857–1861) yang ke-15. Ia menjabat pada tahun 1857 - 1861. Buchanan berasal dari partai Democrat dan didampingi oleh wakil presiden John C. Breckinridge.
Ia dianggap kontroversial karena mendukung gerakan pro perbudakan di Amerika, yang
kemudian memuncak menjadi Perang Saudara Amerika.

Pada tahun 1857, kala Buchanan mulai menjabat menjadi Presiden, Amerika Serikat dengan cepat mulai terpecah belah karena masalah perbudakan orang-orang Negro. Untuk menutup perpecahan yang semakin besar itu (yang kemudian pecah menjadi Perang Saudara), Presiden James Buchanan bersandar pada ketetapan Konstitusi, tanpa menyadari bahwa bagian Utara yang anti perbudakan tidak akan menerima keputusan-keputusan konstitusi yang menguntungkan bagian selatan yang pro-perbudakan.

Awal Karir

James Buchanan dilahirkan di negara bagian Pensilvania pada 23 April 1791.
Orang tuanya termasuk orang yang berada. Buchanan sendiri memiliki bakat sebagai ahli-debat dan mahir dalam bidang hukum. Jenjang karirnya termasuk; lima kali terilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat, menjabat Duta Amerika Serikat di Rusia, menjadi anggota senat selama sepuluh tahun berturut-turut, menjadi menteri luar negeri dibawah Presiden James K. Polk, dan menjadi Duta Amerika untuk Inggris dibawah Presiden Franklin Pierce. Selama ia menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, rakyat Amerika menghargainya karena kepandaiannya dalam mengadakan perundingan-perundingan diplomatik, ucapan-ucapannya yang tegas dan moderat di muka umum. Tetapi ia gagal dalam mencapai proyek yang sangat ia inginkan, yaitu menjadikan Kuba masuk dalam wilayah Amerika Serikat dengan jalan pendudukan atau pembelian, suatu rencana yang terus menerus ia usahakan selama ia bergerak dalam bidang politik.

Masa Kepresidenan

Selama pemerintahan Presiden James Buchanan, pertikaian antara bagian Utara dan Selatan mengenai masalah perbudakan terus menerus bertambah rumit. Buchanan tidak memiliki bakat untuk memberikan pimpinan yang kuat padahal masa itu adalah masa yang genting dimana diperlukan tindakan-tindakan yang berani dan tegas guna menyelelamatkan negara.

Presiden James Buchanan tidak berhasil membendung arus pepecahan negara. Karena sikapnya yang lemah, ragu-ragu, dan kurang tegas, partainya, Partai Democrat, tidak lagi menaruh kepercayaan padanya, dan pada pemilihan presiden pada 1860 , harapannya untuk kembali menjadi calon presiden semakin tipis. Partai Democrat sendiri pecah menjadi sayap utara dan sayap selatan, dan pada konvensi tahun 1860, masing -masing mengajukan calonnya. Karena Partai Democrat terpecah-belah, calon Partai Republik, yakni Abraham Lincoln menang dalam pemilihan.

Selama beberapa bulan menjelang akhir pemerintahannya, saat Amerika Serikat menghadapi masa yang paling berbahaya, Presiden Buchanan ternyata sangat mengecewakan sebagai pemimpin, sikapnya yang lemah, ragu-ragu, dan tidak dapat mengambil keputusan tercermin dari caranya menghadapi masalah-masalah yang sangat penting dengan jalan hukum seperti seorang pengacara. Ia mencemaskan hati orang-orang Selatan, ia tidak sanggu mempertahankan perdamaian, namun ia tak bersiap-siap untuk menghadapi perang yang pecah beberapa bulan setelah ia meninggalkan Gedung Putih.

Setelah Masa Kepresidenan

Setelah Abraham Lincoln dilantik menjadi Presiden, James Buchanan kembali ke kampung halamannya di negara Pensilvania, disana ia menulis buku berdasarkan naskah-naskah untuk mempertahankan pemerintahannya.

Presiden James Buchanan meninggal dunia pada 1868 dan tidak memiliki keturunan. Ia adalah satu satunya Presiden Amerika Serikat yang tidak pernah menikah. Ia mengadopsi sepupu perempuannya yang yatim piatu, Harriet Lane, yang selalu mendampinginya saat menghadiri acara acara kenegaraan. Ada kecurigaan diantara sejarahwan bahwa ia seorang homoseksual, namun hal ini masih terus diperdebatkan hingga sekarang.

Franklin Pierce (1853 - 1857)


Franklin Pierce (23 November 1804 – 8 Oktober 1869) adalah politikus Amerika dan Presiden Amerika Serikat ke-14, menjabat pada 1853-1857. Pierce berasal dari Partai Demokrat dan didampingi oleh William R. King sebagai wakil presiden. Pada masa Presiden Franklin Pierce, Amerika sedang di ambang bahaya perpecahan perang saudara. Sejarah mencatat bahwa Franklin Pierce terpilih menjadi presiden dengan perbedaan tipis dari pesaingnya dengan harapan bahwa Franklin Pierce dapat meredam perang saudara.

Perjalanan Karir

Franklin Pierce dilahirkan pada tanggal 23 November 1804 di Hillsborough, New Hampshire. Ayahnya, Benjamin Pierce, adalah salah seorang pejuang dalam Revolusi Kemerdekaan Amerika dan dua kali menjabat Gubernur negara bagian New Hampshire.
Franklin Pierce belajar di Bowdoin College, Maine, dimana ia lulus peringkat ke lima di kelasnya. Kepribadiannya yang menarik mengesankan Nataniel Hawthorne (novelis ternama Amerika) yang kemudian menjadi sahabatnya yang langgeng seumur hidup. Setelah lulus, Pierce bertualang ke beberapa kantor hukum untuk mencari pelatihan. Pada saat itu ayahnya sedang berada di puncak karir politiknya di New Hampshire. Frank Pierce lalu ikut dalam kampanye politik ayah dan berhasil memetik hasil kerja kerasnya. Kedua Pierce mencuat bersama dan mengalami masa gemilang pada saat Masa Jacksonian.

Pada 1827 ayahnya terpilih menjadi Gubernur New Hamshire, dan dua tahun kemudian Pierce terpilih menjadi politikus.

Pada bulan Maret 1833, Pierce muda, pada usia 24 tahun, terpilih menjadi anggota kongres untuk negara bagian New Hampshire. Bagi orang orang kampung halamannya di Granite Hills, New Hampshire, prestasi Frank Pierce sangat mengesankan. Tetapi di Washington "menjadi orang yang ramah" saja tidak cukup untuk mendapat peningkatan dalam karir. Perjalanan karir Pierce yang gemilang sebenarnya anomali (aneh) untuk seseorang yang tidak terlalu berpendidikan dan tidak tertarik untuk membaca buku dan belajar. Bahkan bila orang itu secara sosial aktif bercakap-cakap dan minum di tempat tempat pertemuan di Washington.

Frank pierce menghabiskan sepuluh tahun di kongres; empat tahun pertama sebagai anggota DPR dan enam tahun berikutnya sebagai senator yang sangat muda. Dalam jangka waktu selama itu, Franklin Pierce tidak pernah menyampaikan satu pun pidato yang mengesankan, tidak mendukung satu pun undang-undang penting, dan terkenal terutama akan kemampuannya memegang botol minuman.

Pada awal 1840 an pierce menyadari bahwa petualangannya di Washington tidak akan menghasilkan apapun, lagi pula ia selalu berakhir minum terlalu banyak pada tiap-tiap pertemuan. Istrinya sebagai seorang New Englander sejati yang memiliki sikapnya kebalikan dari Pierce, juga merasa sengsara dengan kehidupan di Washington.
Pada 1842, gagal menjadi senator yang sukses, Pierce dan istrinya kembali ke New Hampshire untuk mencari peruntungan yang lebih baik. Pierce lalu menghadapi kenyataan lain; kemampuannya bersosialisasi ternyata benar-benar dapat membawa keuntungan besar. Ia menjadi pengacara pengadilan yang sukses dan terkaya di New Hampshire. Kejeniusannya bukan terletak dari kemampuannya belajar tentang hukum dan membuka buku mencari referensi untuk kasusnya, tetapi karena ia menggunakan daya tariknya; mukanya yang tampan, dan pendekatan pada juri dengan tehnik menggugah perasaan mereka yang paling dalam. Tak seorang pun pengacara di New Hampshire yang bisa menandingi daya tariknya, Pierce begitu disenangi oleh juri-juri, dan para juri tidak mampu menolak pendekatannya yang begitu memikat.

Tetapi pada saat Perang Meksiko-Amerika pecah pada tahun 1846 , Franklin Pierce dengan sukarela masuk menjadi militer, Ia diangkat sebagai Brigadir Jenderal dan diserahkan tugas yang jauh dari kemampuan dan bakatnya. Sebagai Brigadir Jenderal Pierce ditugaskan untuk memimpin penyerangan ke Kota Meksiko (Mexico City), tetapi ia datang dalam keadaan terlambat untuk memimpin puncak pertempuran. Kuda yang ditungganginya tergelincir tak terkendali, Pierce pingsan lalu jatuh. Dalam keadaan terluka, ia digotong keatas sadel untuk keluar melalui belakang pertempuran, terlambat untuk memimpin pertempuran klimaks Perang Chapultepec. Kejadian memalukan ini jauh dari mengesankan.
Setelah perang Meksiko - Amerika berakhir, Pierce dengan senang hati kembali ke kampung halamannya yang penuh senyum.

Masa kepresidenan

Pada tahun 1852, terjadi sesuatu yang luar biasa >>insert happening<<
Franklin Pierce diminta untuk menjadi calon presiden oleh partai demokrat. Ia memenangkan pemilihan umum dengan perbedaan suara yang tipis. Dua bulan sebelum ia menjabat menjadi presiden, putra mereka yang berumur 11 tahun tewas dalam kecelakaan kereta api. Franklin Pierce memasuki jabatannya sebagai presiden dengan penuh kesedihan dan hampir patah semangat. Kala itu Amerika menghadapi perpecahan rakyat yang semakin sengit akibat perbudakan.

Presiden Franklin Pierce memilih anggota-anggota kabinet yang akan mewakili segenap golongan partainya. Ia juga bertekad untuk memalingkan perhatian negara dari persoalan perbudakan, yang kala itu memecah belah negara, dengan program politik luar negeri yang berani dan program pembangunan daerah-daerah bagian barat Amerika.
Tetapi akibat disahkannya sebuah rancangan undang undang menjadi undang undang oleh Presiden, pertentangan tentang perbudakan kembali pecah. Undang undang itu antara lain menentukan bahwa peduduk daerah-daerah baru di bagian barat Amerika boleh memutuskan persoalan perbudakan mereka sendiri. Akibatnya, di Kansas, sebuah daerah baru di bagian barat Amerika kala itu, terjadi tembak menembak yang sengit antara yang pro perbudakan dan yang anti perbudakan. Tembak menembak terjadi, dan "Kansas yang berlumuran darah" itu menjadi babak pendahuluan Perang Saudara Amerika.

Setelah masa kepresidenan

Menjelang akhir pemerintahannya, Presiden Franklin Pierce dapat mengatakan bahwa Kansas telah tenang, tetapi, diluar harapannya, Partai Demokrat tidak bersedia memilihnya kembali menjai calon presiden. Ia kembali pulang ke New Hampshire untuk kembali membuka praktek hukumnya.

1861 Perang Saudara pecah, Pierce pun berdiri dibelakang pemerintahan Presiden Lincoln, tetapi lama kelamaan ia semakin mengecam Presiden.
Akhirnya sikapnya yang menentang terhadap pemerintahan masa perang saudara itu menjadikannya kurang disukai, sampai sampai di negara bagian asalnya sendiri di New Hampshire.

1869 Franklin Pierce meninggal dunia, hampir sebagai orang yang terasing.

Millard Fillmore (1850-1853)


Millard Fillmore (7 Januari 1800 – 8 Maret 1874) adalah Presiden Amerika Serikat ke-13, menjabat pada 1850-1853. Sebelumnya, ia menjabat menjadi wakil presiden Amerika Serikat. Ia menjadi presiden atas konstitusi Amerika, menggantikan Presiden Zachary Taylor yang wafat karena penyakit gastroenteritis yang akut. Millard Filmore menjabat tiga tahun, dari tahun 1850 hingga 1853. Ia adalah anggota Whig dan semasa menjabat menjadi presiden tidak didampingi oleh wakil presiden. Ia tercatat sebagai Presiden Amerika Serikat kedua yang wafat di kala menjabat sebelum dilantik sebagai presiden.

Mllard Fillore lahir pada 7 Januari 1800 di kota kecil negara bagian New York di dalam pondok yang terbuat dari batang kayu diatas ladang yang dibuka dan digarap oleh ayahnya sendiri.

Millard kecil sedikit sekali mendapatkan kesempatan untuk mengecap pendidikan, tetapi ia tekun mempelajari hukum. Pada usia 23 tahun , ia memperoleh ijin untuk membuka praktek hukum. Dengan cepat ia menarik perhatian politikus - politikus di New York, seseorang diantaranya >>insert name<< mempengaruhi Millard Fillmore untuk terjun ke bidang politik.

Pada tahun 1832, ketika usianya menginjak 32 tahun, Millard Fillmore terpilih untuk menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Amerika, jabatan yang ia geluti selama delapan tahun.

Pada tahun 1844, ia mencalonkan diri untuk menjadi gubernur New York, tetapi tidak berhasil, ia kemudian kembali lagi menekuni praktek hukum. Empat tahun kemudian, ia dicalonkan menjadi calon presiden oleh Partai Whig, dan mencapai kemenangan dalam pemilihan umum. Ia mengetuai perdebatan sengit di senat mengenai persoaan-persoalan perbudakan dan status daerah-daerah baru yang dimenangkan dalam Perang Meksiko 1846-1848. Sikapnya yang tidak memihak kepada kedua golongan merupakan pengaruh yang memenangkan suasana.

Menurut konstitusi Amerika, Millard Filmore di sahkan menjadi presden pada 10 Juli 1850, menggantikan Presiden Zachary Taylor yang meningga dunia. Pada waktu itu masalah perbudakan sudah memecah belah Amerika. Strategi politiknya untuk mempersatukn pihak-pihak yang bertentangan telah membantu menunda Perang Saudara (yang akhirnya pecah pada tahun 1861).

Segera setelah ia menjadi presiden, Millard Fillmore mengirim pesan kepada Kongres, mendukung sebuah rencana untuk mengkompromikan masalah perbudakan. Rencana itu kemudian diterima dan dikenal sebagai Kompromi 1850. Undang undang itu terdiri dari lima rancangan membelikan budak belian di ibukota Amerika. Dalam pelaksanaan yang keras salah satu undang-undang itu, ia kehilangan banyak dukungan dari partainya. Sehingga ia kalah dalam pemilihan untuk menjadi calon presiden lagi. Tiga tahun setelah ia meninggalkan Gedung Putih, ia menjadi calon presiden dari partai lain, dimana ia masuk menjadi anggota, tetapi ia tidak berhasil dipilih. Sejak itu ia menjadi seorang non-partai. Walaupun demikian, ia terus menerus mendukung usaha untuk menengahi dan mengkompromikan masalah masalah perbudakan, pendiriannya yang menentang penggunaan kekerasan meneyebabkan ia kehilangan banyak teman-temannya. Akhirnya ia berhenti dari kegiatan kemasyarakatan.
Pada 8 Maret 1874, Millard Filmore meninggal dunia diusia 74 tahun dalam keadaan lumpuh. Presiden Millard Filmore meninggalkan seorang putra dan seorang putri dari istrinya yang pertama, yang meninggal pada tahun 1853. Dari istrinya yang kedua ia tidak memiliki anak.

Zachary Taylor (1849 - 1850)


Zachary Taylor (24 November 1784 – 9 Juli 1850)[1] adalah pimpinan militer Amerika dan Presiden Amerika Serikat ke-12, dengan masa jabatan selama satu tahun dari tahun 1849 hingga meninggalnya pada tahun 1850. Sebelum menjadi presiden ia merupakan seorang pimpinan militer Amerika. Ia berasal dari partai Whig dan didampingi Millard Fillmore sebagai wakil presiden. Sebelum sempat dilantik secara resmi, ia sudah meninggal dunia dan digantikan oleh wakil presidennya.

Zachary Taylor dilahirkan pada 24 November 1784. Ia adalah presiden Amerika Serikat pertama yang berasal dari perwira karir Angkatan Darat. Selama 40 tahun ia mengabdi di Angkatan Darat, pangkatnya terus naik hingga posisi Jendral. Ia telah berjuang dalam 4 peperangan

Taylor menjadi terkenal ke seluruh penjuru Amerika Serikat karena kemenangan-kemenangan militernya, salah satunya adalah peperangan melawan Meksiko.
Pada tahun 1848, ia dicalonkan menjadi presiden. Ia memenangkan pemilihan presiden di wilayah bagian New York. Hal ini dianggap istimewa, karena pada saat itu negara bagian New York sedang terpecah-belah. Zachary Taylor berhasil memenangkan pemilihan presiden tahun 1848.

Kekurangan pengalaman poitik Taylor segera terlihat, terutama ketika ia menunda mengadakan perubahan dalam kabinetnya, padahal nama kabinet itu telah tercemar akibat keterlibatan beberapa anggotanya dalam praktek korupsi. Walaupun begitu Taylor selalu berusaha untuk jujur dan mengambil tindakan terbaik untuk negaranya. Upaya ini jelas terlihat dalam cara ia menangani persoalan perbudakan yang menjadi bibit perpecahan negara.

Persoalan perbudakan ditanganinya dengan tidak berat sebelah, pada orang-orang selatan yang pro-perbudakan, ia memberikan jaminan kepada mereka agar tidak usah takut diserang oleh daerah-daerah di mana perbudakan masih berlaku , tetapi ia memperingatkan pada mereka bahwa ia akan memakai kekerasan apabila mereka memberontak secara terang-terangan. Dalam sebuah konferensi dengan pemimpin-pemimpin bagian selatan yang mengancam akan keluar dari Amerika Serikat, Taylor menegaskan pada mereka bahwa apabila perlu untuk menegakkan hukum, maka ia sendiri akan memimpin tentara. Ia mengatakan akan menggantung siapa saja yang memberontak terhadap Amerika Serikat, dan ia tak pernah ragu-ragu.

Di luar dugaan, pada 4 Juli 1850, dalam sebuah upacara hari kemerdekaan Amerika Serikat di lapangan peringatan Washington (Washington Memorial Park), Washington D.C., Taylor jatuh sakit, dan meninggal dunia lima hari kemudian pada tanggal 9 Juli 1850. Presiden Zachary Taylor telah memperjuangkan semangat berkompromi dan kemenangan. Walaupun begitu, perang saudara di Amerika yang dihindarinya pecah sebelas tahun kemudian. Ironisnya, dalam perang saudara itu, putra tunggalnya, Richard Taylor, bertugas sebagai jendral untuk negara-negara bagian selatan yang memberontak.

James Knox Polk (1845 - 1849)


James Knox Polk (2 November 1795–15 Juni 1849) tampil ke-11 sebagai Presiden Amerika Serikat (4 Maret 1845-4 Maret 1849). Polk lahir di Mecklenburg Heck County, North Carolina, namun menjalani hidup di negara Tennessee. Ketika Partai Demokrat merekrutnya, Polk menjabat Ketua DPR Amerika Serikat (1835–1839) dan Gubernur Tennessee (1839–1841) hingga menjabat sebagai presiden.

Ia berasal dari partai Demokrat dan didampingi oleh wakil presiden George M. Dallas.
Polk terkenal akan usahanya mencaplok Texas pada tahun 1845 yang menghasilkan perang melawan Meksiko pada tahun 1846 – 1848.

James Knox Polk dilahirkan ada tanggal 2 November 1795 di Mecklenburg, North Carolina, 1795. Semasa kecilnya ia selalu sakit-sakitan saja.

Pada usia 17 tahun seorang dokter berhasil membedahnya untuk mengeluarkan batu empedu. Sesudah pembedahan, ia sehat kembali. Seiring dengan kesehatannya yang pulih, tenaga dan ambisinya menjadi besar pula. Pada umur 23 tahun ia menamatkan pendidikannya di Universitas North Carolina di Chapel Hill cum-laude, dua tahun kemudian ia memperoleh izin untuk membuka praktek hukum.
Sebagai pengacara muda, James Polk memasuki bidang politik, dan menjadi anggota parlemen negara bagian Tennessee. Ia bersahabat dengan Andrew Jackson, presiden Amerika yang ketujuh.

Tahun 1824 ia terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat, yang ia geluti selama 14 tahun.
Tahun 1839 ia mengundurkan diri sebagai Dewan Perwakilan Rakyat dan menjadi gubernur negara bagian Tenessee.

Pada tahun 1844, James Polk menjadi calon presiden partai demokrat. Karena ia bukanlah calon presiden utama partainya, maka ia menjadi calon presiden "kuda hitam" pertama dalam sejarah Amerika.

Sebagai seorang presien, James Polk adalah salah seorang Presiden Amerika Serikat yang paling efektif pada awal abad ke-19. Dalam bidang politik dalam negeri, ia mencapai semua tujuan terpenting dari Partai Demokrat.
Dalam masa kepresidenannya, James Polk memperluas wilayah Amerika Serika sampai ke lautan Pasifik.

Pada tahun 1846, Inggris menyerahkan Oregon ke Amerika Serikat, wilayah ini berbatasan dengan Lautan Pasifik, sebagai gantinya Amerika menyerahkan daerah Vancouver kepada Inggris.

Pada tahun yang sama Meksiko menyerahkan daerah New Mexico dan California kepada Amerika Serikat sesudah peperangan antara Amerika dan Meksiko berakhir. Sebagai gantinya Amerika membayar 15 juta dollar kepada Meksiko dan mengambil alih tuntutan kerugian orang-orang Amerika kepada Meksiko.

Pada akhir masa jabatannya, James Polk meninggalkan Gedung Putih dan pindah ke Nashville, Tennessee, di mana ia jatuh sakit. Tiga bulan setelahnya, pada 15 Juni 1849 ia meninggal dunia. James Polk dan istrinya tidak memiliki keturunan.

John Tyler (1841 - 1845)


John Tyler, Jr. (29 Maret 1790 – 18 Januari 1862) adalah (1841-1845) Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat ke-10. Ia menjabat presiden pada 1841-1845. Sebelumnya, ia menjabat Wakil Presiden Amerika Serikat. Ia menjadi wakil presiden pertama yang menjadi presiden dalam sejarah Amerika dikarenakan presiden yang sedang menjabat meninggal dunia. Selama menjadi presiden, Tyler banyak memveto proposal penting yang diajukan partainya, karena itulah partainya tidak menyukainya, kabinetnya dijuluki orang sebagai "bencana" dan menjadikan Tyler salah satu presiden yang diletakan di rangking paling bawah.

Pada akhirnya Tyler lebih menunjukkan kesetiaannya pada prinsip- prinsipnya dan negara bagian asalnya dibandingkan dengan negara konfederasi yang ia pimpin sebagai presiden. Walaupun begitu, pada era kepresidenan John Tyler terjadi evolusi penting partai-partai politik. Pada masa Presiden Tyler juga lah ditentukannya tempat sebuah kebijaksanaan domestik dan dimulainya kebjaksanaan baru politik luar negeri di Amerika.

Awal karir

John Tyler dilahirkan di Charles City County, Virginia. Ayahnya pernah menjadi gubernur negara bagian ini. Lahir pada 29 Maret 1790. Tyler adalah lulusan dari William and Mary College, dan pada usia 19 tahun ia telah diberi hak untuk bekerja sebagai pengacara. Pada usia 21 tahun ia dipilih menjadi anggota DPR negara bagian Virginia hingga tahun 1816 dimana ia diminta untuk mengisi kursi yang kosong di Dewan Perwakilan Rakyat Amerika. Sewaktu ia menjadi anggota DPR negara bagian Virginia, perang pecah antara Amerika dan Inggris, dan ia ditugaskan ke medan pertempuran untuk memimpin sebuah kompi milisi untuk mempertahankan ibukota negara bagian Virginia yang kala itu diancam oleh tentara Inggris.

Pada 1821 John Tyler mengundurkan diri dari dunia politik dan meninggalkan jabatannya sebagai Anggota DPR Amerika. Dua tahun kemudian ia terpilih lagi menjadi anggota DPR negara bagian Virginia, dan berturut-turut menjadi Gubernur Virginia, anggota MPR, pejabat senat Amerika dan kembali menjadi anggota DPR negara bagian Virginia.

Sebagai anggota DPR Amerika, John Tyler menentang hampir semua rencana perundang-undangan negara. Sebagai senator, ia mula-mula mendukung walaupun setengah-setengah Andrew Jackson untuk menjadi presiden, tetapi kemudian menentang kebijaksanaan politik Jackson karena ia menganggapnya cenderung pada kelaliman. John Tyler mendukung hak-hak negara bagian dan menentang penafsiran bebas atas konstitusi Amerika.

Partai Whig memilihnya menjadi calon wakil presiden karena calon sebeumnya mengundurkan diri, dan partai whig membutuhkan calon yang berasal dari daerah selatan untuk menyeimbangkan pencalonan. Karena Tyler selalu tampil membela kepentingan "bagian selatan" dalam partai Whig, maka ia dinyatakan cocok sebagai calon presiden.

Masa kepresidenan

Pada saat kematian Presiden William Henry Harrison, keputusan pertama John Tyler memiliki dampak besar pada sejarah Amerika selanjutnya.
Kala itu masih tidak jelas apakah wakil presiden lalu menjadi presiden atau wakil presiden bertindak menjadi "presiden sementara".

Tyler langsung memutuskan bahwa seorang wakil presiden yang menduduki kantor presiden seharusnya menjadi presiden.
Ia melakukan sumpah jabatan, menyampaikan pidato inagurasi singkat, dan pindah ke gedung putih. Pada saat itu, dan kemudian banyak kritisi memperdebatkan keputusannya, tetapi kemudian keputusan itu di dukung oleh kongres, dan sejak saat itu wakil presiden di Amerika menjadi presiden Amerika bila presiden yang sedang berkuasa wafat atau mengundurkan diri.

Pada 1841, dalam usia 51 tahun, ia menjadi presiden Amerika termuda saat itu, sedangkan pendahulunya William Henry Harrison presiden tertua.
Presiden John Tyler kuat berpegang teguh pada pendapatnya bila menyangkut tentang kebijakan publik dan penuh tekad kala mengerahkan seluruh wewenang kepresidenannya untuk mencapai tujuan yang ia inginkan. Hanya Presiden Jackson yang mengalahkannya dalam penggunaan hak veto. Keberaniannya dalam usaha menggabungkan Texas, apapun motifnya, termasuk luar biasa.

Presiden Tyler juga tidak goyah saat mempertahankan cabang eksekutif agar tetap berdiri sendiri, bertentangan dengan keinginan partai whig yang ingin menjadikan cabang eksekutif berada dibawah pada kongres.

Perpecahan dengan partai Whig

Perpecahan presiden Tyler dengan partai whig sebenarnya merugikan kedua belah pihak, baik untuk Presiden Tyler dan Partai Whig sendiri. Ada dua masalah utama penyebab perpecahan.

1. Bank dan pendistribusiannya. Presiden Tyler menolak proposal ini. Sebagai politis, Tyler cenderung untuk memihak pada kebijaksanaan yang <>. Ia melihat bahwa pendirian kembali bank nasional adalah tindakan yang terlalu kontroversial untuk diambil: pertama keputusan untuk mendirikan bank tersebut tidak akan mengakhiri kontroversi sengit yang sedang berlangsung antara partai whig dan demokrat. Dilihat dari pendirian Demokrat yang secara solid menentang hal tersebut, bila mereka mengambil alih kekuasaan, kemungkinan besar bank nasional yang sudah berdiri akan dibubarkan lagi. Sedangkan untuk masalah distribusi, Presiden Tyler beragumentasi bahwa pemerintah sebaiknya tidak melepaskan sumber penghasilannya kala sedang mengalami defisit yang besar. Kekurangan Presiden Tyler adalah ia bukan merupakan pemimpin politis yang baik, ia tidak memiliki kharisma Presiden Jackson, saat ia memerlukan dukungan populer. Walaupun ia memveto keputusan bank,keputusannya itu tidak mendapat dukungan politis yang besar, disinyalir karena ketiadaan kharisma yang kuat. Tyler gagal dalam usaha lemahnya saat ingin mencopot Henry Clay sebagai pemimpin partai Whig, dan usahanya untuk membentuk partai baru sebagai basis pendukungnya berakhir lebih menyedihkan lagi.

2. Pendirian Presiden John Tyler yang menentang penafsiran bebas konstitusi, menggali jurang antara ia dan partainya. Partainya memutuskan untuk membuangnnya dan seluruh anggota kabinetnya, kecuali menteri luar negeri, seluruh menterinya serentak meletakkan jabatan. Pendiriannya ini mengakibatkan DPR mengemukakan sebuah resolusi untuk mendakwanya. Walaupun resolusi ini akhirnya tidak diterima, kejadian ini adalah untuk pertama kalinya resolusi seperti ini diajukan.
Penggabungan Texas

Pada 27 Februari 1845 resolusi bersama tentang penggabungan Texas disetujui oleh Kongres. Resolusi ini menetapkan dua pilihan yang harus diputuskan oleh presiden.

1. Menawarkan Texas menjadi negara bagian dalam waktu sesingkat-singkatnya dengan syarat-syarat tertentu.

2. Menegosiasikan ulang syarat-syarat dengan pejabat yang berwenang di Texas dengan kemungkinan dimana Texas dapat menjadi negara bagian.
Resolusi sampai ke tangan Presiden Tyler pada tanggal 1 Maret 1945 dan sebenarnya menunggu keputusan Presiden James Polk, yang disinyalir akan memilih opsi yang kedua.
Tetapi Presiden Tyler tidak mau mengalah, ia mengirimkan utusan ke Texas pada tanggal 3 Maret yang menawarkan opsi pertama.
Ketika Presiden Polk resmi menempati kantor kepresidenan pada tanggal 4 Maret, ia tidak ingat bahwa Tyler pernah memberitahunya tentang pengiriman utusan diplomatik ke Texas.
Walaupun begitu Kongres kemudian menetapkan bahwa Texas secara resmi menjadi negara bagian Amerika pada Januari 1846

Setelah masa kepresidenan

Tyler meninggalkan Washington D.C. pada saat ia James Polk sedang diinagurasi. Ia tetap berpendapat bahwa ia telah melakukan yang terbaik bagi negaranya.
Pada 1852 Tyler dengan senang hati menerima pemilihannya untuk duduk dalam keanggotaan Partai Demokrat Virginia.
Setelah negara bagian yang pertama, yakni South Carolina keluar dari perserikatan (yang merupakan langkah pertama menuju Perang Saudara), Tyler menjadi penasihat sementara, dan pada bulan Juni 1861 ia sangat bangga saat terpilih menjadi Ketua Konvensi Perdamaian.

John Tyler menganjurkan agar negara bagian Virginia segera keluar dari perserikatan. Setelah itu ia dipilih menjadi anggota Kongres Sementara negara-negara bagian yang keluar dari perserikatan.

Pada tanggal 18 Januari 1862 ia meninggal di Richmond.
Pada akhirnya ia lebih setia kepada prinsip-prinsipnya dan negara bagiannya dari pada negara federasi yang pernah ia pimpin.
Kehidupan Pribadi
Dilihat dari kepribadiannya, Tyler termasuk orang yang menyenangkan. Ia berpembawaan tenang dalam hubungan sosialnya, dan senang menulis puisi-puisi romantis dan bermain biola.

Pada bulan September 1842, istrinya meninggal dunia. Dari istri yang pertama ia mendapatkan delapan anak.
Pada bulan Juni 1844 setelah satu tahun berpacaran, Tyler menikah dengan wanita yang enerjik dan ceria bernama Julia Gardiner yang perbedaan umurnya tiga puluh tahun lebih muda. Dan melahirkan tujuh orang anak untuk Tyler. Pasangan ini tinggal di perkebunan Sherwood Forest milik Tyler di Virginia.

William Henry Harrison (maret - april 1841)


William Henry Harrison (9 Februari 1773 – 4 April 1841) adalah pimpinan militer Amerika, politikus, dan Presiden Amerika Serikat yang ke-9. Ia dilantik pada 4 Maret 1841 dan meninggal dunia 31 hari setelah pelantikan. William H. Harrison adalah presiden Amerika Serikat pertama yang meninggal dunia pada saat masih menduduki jabatan presiden.

William H. Harrison lahir tanggal 9 Februari 1773 di Charles City, Virginia, ia adalah putra dari salah satu Pemimpin Amerika Serikat, Benjamin Harrison V dan Elizabeth Basset. Ayahnya adalah salah satu yang ikut menandatangani Deklarasi Kemerdekaan Amerika. Cucunya kemudian menjadi Presiden Amerika Serikat yang ke-23, Benjamin Harrison.

William Harrison awalnya mengikuti pendidikan kedokteran, tetapi berhenti setelah ayahnya meninggal dunia. Ia lalu masuk menjadi tentara dimana ia bertugas selama 7 tahun.

Pada 1812 saat Amerika berperang melawan Inggris, saat itu William Harrison berpangkat Brigadir Jenderal, dan mengalahkan pasukan gabungan Inggris dan Indian di wilayah barat-laut Amerika Serikat. Kemenangan ini secara langsung menghentikan ancaman penyerbuan Inggris di kemudian hari ke wilayah tersebut dan menjadikan namanya terkenal.

Setelah berhenti dari karir militernya, William Harrison kembali ke kehidupan biasa dan mencoba membuka beberapa perusahaan, tetapi perusahaan-perusahaan ini gagal. Kemudian ia dipilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat dan berturut-turut menjadi Gubernur, lalu Senator.

Pada 1828 William Harrison diangkat menjadi Duta Amerika untuk Colombia selama satu tahun. Ia kemudian dipanggil pulang karena menghina Presiden Colombia.
Pada 1836 ia dipilih menjadi calon presiden dari Partai Whig yang baru muncul. Dalam pemilihan presiden ia dikalahkan oleh Martin Van Buren yang kemudian menjadi Presiden Amerika yang ke-8.

Pada 4 Maret 1841 William Harrison berhasil dipilih menjadi Presiden Amerika Serikat yang ke-9, didampingi wakil presiden John Tyler, dan menduduki jabatan kepresidenan selama 31 hari saja.

Pada 4 April 1841, Presiden William Harrison meninggal dunia akibat penyakit radang paru-paru yang didapatnya karena berdiri di bawah hujan saat dilantik menjadi presiden.